Selasa, 12 Mac 2013

Candu yang Berakibat Fatal sebagai Media Sosialisasi

13630645311153179803
Candu Yang Berakibat Fatal Sebagai Media Sosialisasi
Rokok merupakan bagian dari gaya hidup pada masa sekarang yang tidak dapat dihindari dari keseharian seseorang. Seorang perokok akan dapat memunculkan inspirasi-inspirasi dari setiap sulutan rokok yang mereka hisap. Dengan demikian rokok merupakan bahan asumsi pokok bagi setiap yang menikmatinya. Tidak dapat dipungkiri seseorang yang sudah tercandu oleh rokok sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Kalaupun bisa tetapi tidak bisa langsung berhenti dan membutuhkan tahapan untuk menghilangkan kecanduan terhadap rokok tersebut.
Semua orang sudah pasti tahu, bahwa konsumsi rokok bagi kesehatan tubuh sangat tidak dianjurkan. Karena berdasarkan fakta yang ada, zat-zat beracun yang terkandung di dalam rokok dapat mengakibatkan kematian. Contoh kasusnya seperti kematian alm, Mbah Surip yang terkenal dengan lagunya yang berjudul ‘Tak Gendong’ diisukan meninggal karena terlalu banyak mengonsumsi kopi dan rokok. Nikotin dalam rokok memberikan efek stimulasi otak seperti memperbaiki perhatian, belajar, waktu reaksi seseorang, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Perokok juga sering mengatakan bahwa merokok memperbaiki suasana perasaan mereka, mengurangi tekanan dan mengurangi perasaan depresif. Beberapa wanita menyukai rokok di antaranya kerena dapat menekan nafsu makan dan mengurangi berat badan. Hal inilah yang membuat ketika seseorang sudah mulai mengisap rokok maka kemungkinan besar dia akan sulit lepas dari ketergantungan itu. Apalagi bila ditambah dengan lingkungan sosial yang mendukung perilaku merokok seperti teman, orang tua yang merokok dan iklan rokok yang sangat kuat mendukung perilaku ini.
Bagian yang tidak bisa terpisahkan dari perokok adalah kopi, kopi merupakan minuman yang mengandung kafein yang sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit. Selain manfaatnya untuk kesehatan ternyata kopi juga memiliki kerugian. Salah satunya adalah efek ketergantungan. Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke. Sebuah penelitian yang dimuat dalam journal of neurology, neurosurgry and psychiatry tahun 2002 menyimpulkan bahwa minum lebih dari 5 gelas kopi perhari akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah.
Kafein yang terkandung dalam kopi memiliki efek stimulan yang cukup berbahaya. Kafein dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Kafein juga menyebabkan seseorang sulit mengendalikan emosi serta sulit berkonsentrasi. Kafein diindikasikan bisa memicu kanker lebih dari itu kafein juga dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah. Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kolesterol hingga 10 persen. Khususnya jika kopi yang diminum tanpa disaring dan langsung dipanaskan. Kolesterol sendiri dikenal sebagai penyebab gangguan jantung. Seorang ahli nutrisi dari Inggris merekomendasikan untuk minum kopi yang segar dan bukan kopi yang sudah diolah, dipanaskan dan dididihkan selama beberapa waktu. Minum kopi dalam jumlah yang cukup atau sedang tidak akan membahayakan, bahkan akan bermanfaat bagi kesehatan.
Kopi yang boleh dikonsumsi adalah 300 mg kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari. Kecanduan terhadap kafein diperkirakan jika mengkonsumsi lebih dari 600 mg kafein atau setara dengan 5-6 cangkir kopi perhari selama 8-15 hari berturut-turut. Sedangkan dosis yang dapat berakibat fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein atau 20-50 cangkir perhari. Bagi mereka yang mengalami gangguan jantung, gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi sebaiknya minum kopi cukup satu cangkir sehari.

1 ulasan:

  1. How to make money from poker? - WorkMakeMoney
    What are the advantages of poker? You can place bets online for free and play งานออนไลน์ for real money and win cash prizes with the best PokerStars games

    BalasPadam